Manten Pegon: Tradisi Surabaya yang Mulai Sirna


Manten pegon adalah tradisi pernikahan khas masyarakat Surabaya yang kini sudah mulai jarang terlihat di acara-acara wedding Surabaya. Menurut beberapa sumber, hal ini dikarenakan akulturasi beberapa budaya Jawa ataupun asimilasi rangkaian pesta adat yang digunakan oleh pengantin demi acara pernikahan yang lebih simpel dan universal. Sehingga, tak heran jika warga Surabaya sendiri pun sudah jarang mengaplikasikan tradisi ini ketika menyelenggarakan pernikahan. Memang, apa sih manten pegon itu?

Dilansir dari portal Tribunnews Surabaya, manten pegon adalah prosesi arak-arakan pengantin pria sebelum acara pernikahan digelar. Prosesi ini dimulai dengan iring-iringan pengantin pria beserta pendekar pencak silat dan seluruh keluarganya dari tempatnya berada menuju lokasi pengantin wanita berkediaman. Rombongan pengantin pria umumnya akan membawa serta jodang (kotak kayu berisi peningset dan perhiasan untuk pengantin wanita), ayam jago untuk diadu, juga gendang dan kenong. Jarak iring-iringan ini biasanya sepanjang 400-500 meter saja. Tak ayal, manten pegon sering kali dilakukan dengan berjalan kaki saja.

Ketika rombongan pengantin pria tiba di kediaman pengantin wanita, pendekar pencak silat yang datang bersamanya akan dihadang oleh beberapa pendekar pencak silat dari pihak pengantin wanita. Setelah itu, semua pendekar pencak silat ini akan bertarung ayam jago, yang nantinya akan dimenangkan oleh pendekar pencak silat pengantin pria. Momen ini menjadi tanda atau simbol keberhasilan pengantin pria mendapatkan pengantin wanita usai melalui berbagai halang rintang. Setelah itu, barulah pengantin pria dipersilakan bersanding dengan pengantin wanita di kursi pelaminan.

Warga Kelurahan Sidosermo mungkin menjadi satu-satunya masyarakat Surabaya yang masih menggunakan tradisi manten pegon hingga kini. Meski ritual ini hanya mereka terapkan di acara-acara pernikahan kampung, mereka merasa memiliki kewajiban untuk meneruskan ritual manten pegon. Sebab, tradisi ini seperti ciri khas tempat tinggal mereka, sekaligus menjadi tanda guyub (atau kekeluargaan) warga Sidosermo.

Itu dia penjelasan tentang tradisi manten pegon dari Kota Surabaya. Apakah kamu merasa pernah melihat ritual manten pegon di acara pernikahan yang pernah kamu hadiri? Jika belum, semoga kamu berkesempatan melihat keseruannya, ya!